SMROOKIES - RV Red Velvet fanfiction : Besok Saja, Siluet!
JIAAAAAAAAAAAAAAAAAAAH bisa bikin ff RV yay! makasih buat temen2 sd gue temen2 smp gue temen2 sma gue cipok :* (alay bgt plis-_-)
Okedeh cekidot. FF nya ficlet. Yang main Irene Wendy sama Johnny!!!!! Genre fantasy romance :)
Okedeh cekidot. FF nya ficlet. Yang main Irene Wendy sama Johnny!!!!! Genre fantasy romance :)
Irene menatap langit malam dengan aksesoris berupa beberapa
buah bintang yang membentuk rasi Sagitarius. Udara malam yang begitu dingin
membuat bulu kuduknya berdiri, sesekali ia bersin karena tidak kuat untuk
menahan rasa dingin yang mulai menjalar ke seluruh tubuhnya. Kalau bisa,
sekarang dirinya sudah masuk ke dalam rumah untuk menghangatkan diri. Namun,
seseorang yang sangat ditunggunya itu belum juga datang, padahal arloji yang
melingkar di tangan kanannya sudah menunjukkan pukul sebelas malam.
Akhirnya
senyuman kecil tersungging dari bibir penuh itu, hatinya lega saat orang yang
sangat ditunggu membuka gerbang rumah. Raut wajah orang itu menjadi bukti kalau
ia merasa sangat lelah sekarang, membuat Irene mendekatinya dengan cepat.
“Wendy,
kenapa baru pulang sekarang?” Sebuah pertanyaan baru saja diucapkan dari bibir
Irene, namun Wendy hanya membuang muka, tak ingin untuk menjawab pertanyaan
kakaknya. Irene menghembuskan nafas dengan lunak, kemudian memutar kedua bola
matanya seolah berfikir akan adiknya ini. Bau melati menjalar dari tas Wendy,
membuat Irene yakin akan analisisnya. Kening gadis itu berkerut, terlihat tidak
senang.
“Jadi
seharian kamu menghabiskan waktu di makam Johnny? Dia sudah meninggal, Wendy!
Pacarmu itu tidak akan kembali padamu!” Gadis itu berteriak sekeras mungkin
agar adiknya bisa mengerti. Sebulan semenjak kepergian Johnny dan Wendy masih
menganggapnya hidup seperti sedia kala. Selalu menyediakan makanan dan minuman,
tak lupa pakaian disediakan olehnya di makam Johnny. Tentu saja seorang kakak
akan merasa sedih atas perbuatan itu, menyebabkan timbulnya sebuah keinginan
besar untuk menghentikan tingkah konyol adiknya. Hati Wendy bisa terluka jika
ia terus berbuat hal aneh ini.
“Dia
sudah mati! Dia sudah mati!” Gadis itu mengguncang tubuh Wendy dengan kencang, membuat
airmata menetes dari pelupuk mata adiknya. “Kau sudah gila, Wendy! Cepat
hentikan sekarang!”
Keesokan
harinya sikap Wendy berubah drastis. Samasekali tidak terucap sepatah kata dari
bibir gadis itu, bahkan ia terlihat seperti tidak memedulikan keberadaan
kakaknya. Ia lebih memilih untuk menjauh saat Irene terlihat dari kedua bola
mata berwarna coklat muda itu. Tentu saja Irene merasa kalau terdapat perubahan
aneh pada adiknya. Sehebat apapun mereka bertengkar, Wendy tidak pernah
mengacuhkannya, bahkan tak pernah terlintas di dalam benaknya untuk menjauhi
kakaknya sendiri. Dan Irene yakin betul kalau kejadian semalam tak akan membuat adiknya
berubah, ia tahu benar kalau adiknya itu keras kepala.
Kadar
kebingungan Irene akan sikap adiknya ini semakin bertambah saat melihat
sekumpulan semangat yang membara timbul dari energi positif tubuh Wendy saat
sepiring seafood di depan kedua bola
matanya yang bulat. Dengan cepat Wendy melahap hidangan itu, membuat Irene
semakin heran. Ia yakin betul kalau Wendy tidak menyukai seafood, mencium
baunya saja sudah memancing dirinya untuk muntah. Dahi gadis itu kemudian
berkerut, Irene menggigit bibirnya dengan lunak.
Perasaan
bingung bercampur dengan rasa penasaran yang begitu kuat mulai menjalar ke
seluruh tubuh Irene. Olahraga telah menjadi rutinitas adiknya, padahal selama
ini Wendy menolak dengan keras untuk melakukan aktivitas ini, dirinya selalu
merasa letih saat berolahraga. Bukan itu saja, masih banyak hal-hal lain yang
biasanya tak pernah dilakukan Wendy, namun kini ia melakukannya dengan penuh
semangat.
Hingga
akhirnya gadis itu memutuskan untuk menyelidiki masalah adiknya. Dengan pelan
gagang pintu kamar Wendy dibuka olehnya. Jam dinding berdetak dua kali,
menandakan kalau dirinya masih terjaga saat waktu menunjukkan pukul dua pagi.
Seorang
gadis terlelap di atas ranjang, membuat Irene sedikit tersenyum. Perlahan ia
mendekati Wendy, namun tiba-tiba saja ia terkejut akan siluet yang terbentuk di
kedua bola matanya. Bibir penuh itu sedikit terbuka, tak percaya akan apa yang
dilihatnya barusan. Spontan kedua kakinya bergetar hebat, disusul oleh
ketidakteraturan nafasnya. Apa yang dilihatnya barusan telah menjadi jawaban
mengenai perubahan sikap adiknya.
“Siapa
kau? Dikamar adikku,” tanya Irene saat melihat sosok bayangan laki-laki keluar
dari tubuh adiknya. Bayangan itu tersenyum, kemudan mendekati Irene yang sedari
tadi masih terlihat takut. Perlahan bayangan itu semakin jelas, membuat Irene
benar-benar terkejut. “Jangan ganggu adikku, Johnny. Aku tidak mengizinkanmu
untuk masuk ke dalam tubuh adikku. Cepat, kembalilah kea lam baka!”
“Wendy
adalah satu-satunya orang yang masih menganggapku hidup, kak. Itu membuatku
lebih mudah untuk memasuki tubuhnya. Ku mohon kak, besok saja. Besok umurku
genap 18 tahun. Aku ingin melihat seluruh orang yang ku sayangi untuk terakhir
kalinya,” ujar bayangan itu sambil berbisik. Irene megangguk pertanda setuju,
walaupun masih ragu atas keputusannya untuk mengizinkan Johnny.
Wendy
terlihat cukup senang saat seluruh keluarga Johnny mengunjungi makam itu. Bisa
dikatakan bukan Wendy yang merasa senang, namun sosok bayangan yang memasuki
tubuhnya sekarang . Irene hanya bisa melihatnya dengan tatapan sedih, kemudian berdoa
yang terbaik.
Akhirnya
Johnny berpamitan untuk pergi ke surga kepada Irene, sekaligus berterima kasih karena
Irene telah mengizinkannya untuk memasuki tubuh Wendy. Perlahan bayangan Johnny
mulai memudar, kemudian menghilang bersama angin.Gadis itu tersenyum, kemudian
teringat akan perkataan Johnny kalau dirinya masih menyayangi Wendy, sama
ketika ia masih hidup. Ia akan menceritakan Wendy kepada teman-temannya di
surga, menceritakan bagaimana beruntung dirinya bisa memiliki Wendy.
Comments
Ini bagus ff-nya.. bikin lagi ya yg cast-nya SMRookies :)